Kamis, 06 Oktober 2016

Iklan Yang Tidak Beretika



Definisi Iklan

Iklan adalah informasi yang isinya membujuk khalayak banyak atau orang banyak supaya tertarik kepada barang atau jasa yang ditawarkan. Dengan kata lain, iklan memberitahu kepada banyak orang mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang di media massa seperti koran dan majalah atau di tempat-tempat umum.

Kata Iklan berasal dari kata Yunani yang artinya menggiring orang-orang kepada gagasan. Iklan berupa proses komunikasi yang memiliki tujuan membujuk atau menarik perhatian konsumen, namun sekarang ini banyak iklan yang berisi konten atau isi yang tidak sesuai dengan ketentuan dan bahkan melanggar kode etik yang berlaku dalam masyarakat.
Oleh karena itu kita harus memperhatikan syarat-syarat penerbitan iklan, antara lain :  
1)    Kata dan bahasanya tertata dan tidak memiliki tafsir ganda
2)    Bahasa yang dipakai menarik dan mudah diingat-ingat oleh masyarakat
3)    Tidak boleh merendahkan atau menghina produk sejenis dari perusahaan lain
4)    Tidak boleh berbohong, harus apa adanya
5)    Iklan harus dibuat dengan memperhatikan tata bahasa, etika, sopan santun, target pasar, dan lain-lain.

Menurut Cunningham (1999) Etika periklanan didefinisikan sebagai apa yang benar atau baik dalam melakukan fungsi periklanannya. Hal ini berhubungan dengan pertanyaan, apa yang seharusnya dilakukan bukan hanya dengan secara hukum. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dimana salah satu hak konsumen adalah mendapatkan informasi yang jelas, benar, dan jujur.

Berikut adalah beberapa contoh penayangan/penerbitan iklan tidak beretika :
1)    Iklan Lampu merk Shinoku yang diperankan oleh Romy Rafael.
Ulasan 
·          Dengan menggunakan seorang pesulap / mentalist sebagai bintang iklannya, dia memainkan trik sulap yang tiba-tiba lampu menyala dengan terang, serta dengan ucapan yang sangat meyakinkan penonton dengan kata-kata “paling terang, paling hemat, dan paling kuat.”
·          Pelanggaran EPI (Etika Pariwara Indonesia) yang ditemukan adalah penayangan pernyataan superlatif di dalam iklan tersebut berupa : “paling terang, paling hemat, dan paling kuat.” Pernyataan superlatif tersebut melanggar EPI BAB IIIA No. 1.2.2 yang menyatakan bahwa: ” Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata superlatif seperti “paling”, “nomor satu”, “top, atau kata-kata berawalan “ter” dan atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menjelaskan keunggulan tersebut yang harus dapat dibuktikan dengan pernyataan tertulis dan otoritas terkait atau sumber yang otentik.”

2)    Segar Wangi Susu Soda
Segar Wangi adalah salah satu produk dari perusahaan Kino Corporation. Produk segar wangi terbaru yang dipromosikan adalah rasa susu soda. Pada iklan ini tagline yang digunakan adalah “mantap susunya, segar sodanya” dan “sampai tumpeh-tumpeh” . Dilihat dari kenyataan di lapangan, produk ini lebih banyak disukai dan dikonsumsi oleh anak-anak. Model yang digunakan untuk iklan ini adalah Julia Perez.
Ulasan :
·          Pemilihan model pada iklan tidak sesuai dengan target audience produk sehingga dinilai mengandung unsur pornografi,serta penayangan iklan pada siang hari yang biasanya adalah waktu bagi anak-anak menonotn tv, padahal isi iklan tidak pantas dipertontonkan untuk anak-anak ,bunyi tagline pun mengacu seseorang berpikiran negatif dan kurang layak digunakan
·          Adanya warga yang protes ke Komisi Penyiaran Indonesia(KPI) untuk melakukan tindakan tegas agar tidak menayangkan iklan tersebut lagi di stasiun-stasiun tv.

Kesimpulan
   Penayangan/penerbitan iklan harus dilandasi dengan prinsip dan ketentuan yang sudah ditetapkan. Dengan informasi yang dibawanya, iklan dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan proses selektivitasnya terhadap suatu produk,banyak cara yang dapat dilakukan selain dengan menggunakan konten yang tidak sesuai dengan ketentuan maupun norma-norma yang ada. Oleh karena itu perencanaan yang baik,kreativitas dan inovasi yang tinggi,serta konten yang menarik lebih pantas digunakan sebagai sarana peningkatan daya tarik pada produk yang diiklankan.

Saran
Dalam pembuatan suatu iklan, seharusnya dilakukan pembicaraan dan perencanaan  secara matang mengenai konten dan manfaat iklan tersebut bagi peningkatan daya tarik penikmat. Dalam hal ini penggunaan Julia Perez sebagai model iklan membuat audience mempunyai persepsi negatif dan membuat mereka lebih terfokus pada model daripada produk yang diklankan.Ada baiknya iklan ini lebih menonjolkan keunggulan dan pesan yang ingin disampaikan dari produk tersebut.





Source:





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

New Product - My Pro D-1310