Mayarakat Jakarta biasa berjumpa dengan kemacetan, dan gara-gara macet
itulah sekarang ini sudah diberlakukan aturan dilarang parkir dibadan jalan
atau mungkin larangan bagi siswa sekolah yang tidak memiliki SIM untuk membawa
kendaraan ke sekolah. Akibatnya, jalan
udah mulai agak lancar walaupun belum begitu berkenaan dampak tujuannya.
Dalam kondisi seperti ini, ide
untuk memiliki bisnis lahan parkir yang mungkin bisa prospektif sehubungan
dengan pemerintah tersebut. Ide ini berasal dari pengalaman saya sendiri,
ketika masih duduk dibangku Sekolah Menengah. Pada saat tingkat 1,saya melihat
siswa/i tingkat 3 boleh membawa kendaraan ,sampai pada saat saya naik ke
tingkat 3 aturan larangan membawa kendaraan bagi siswa/i yang tidak memiliki
SIM diberlakukan.
Idenya adalah membuat sebuah
lahan parkir untuk menampung kendaraan-kendaraan yang tidak bisa parkir dihalaman
parkir sekolah. Kekuatan pasar dari bisnis parkir ini adalah LOKASI. Cari
tempat regional yang memiliki banyak toko tapi kurang lahan parkir.
Take over tanah kosong atau gedung yang sudah ada. Jadikan sebagai
gedung parkir dengan tarif yang sesuai.Dengan harga tanah jakarta yang cukup
tinggi, peluang usaha ini hanya untuk korporasi yang berkantong tebal saja.
Tapi jika kalian memang berjiwa entrepreneur, pasti bisa mengeksekusi ide
bisnis ini dengan modal minim sekalipun. caranya....?
Tanah? anda bisa menawarkan kerjasama dengan pemilik tanah, bilang
bahwa anda siap membangun gedung diatas tanah mereka dengan sistem bagi hasil.
Dana? setelah dapat copy surat
tanah, anda cari investor. bilang ke investor, bahwa anda memiliki tanah siap
bangun yang bisa dijadikan sebagai lahan gedung parkir. Dan tentu saja beserta
dengan bisnis plan lengkapnya. Jika Investor setuju, maka jadilah anda memiliki
bisnis dengan omzet puluhan juta rupiah perhari. Atau mungkin jika memiliki
lahan yang cukup luas milik sendiri, eksekusinya adalah sebagai berikut :
Modal awal yang dibutuhkan tidak terlalu besar, bisa dibawah Rp 1
juta, yaitu untuk meratakan lahan dan membuat portal sederhana. Untuk parkir
rumahan, sistem tarif yang ditetapkan berkisar antara Rp 2000–Rp 7500. Waktunya
dimulai dari pagi hari pukul 06:00 hingga pukul 20:00.
Secara teori, lahar parkir yang dialokasikan untuk sebuah motor
membutuhkan luas lahan 1,5m² (0,75x2m). Artinya jika Anda memiliki lahan 25m²
Anda bisa memuat sekitar 15 motor. Namun dalam pelaksanaan di lapangan, dengan
luas lahan yang sama, dan pengaturan yang jaraknya agak dekat, motor yang
dimuat bisa mencapai 20 buah. Itu belum dihitung dengan turnover, atau tingkat
pergantian parkirnya.
Pendapatan rata-rata yang bisa diperoleh dengan luas lahan tadi (25m²)
adalah mulai dari Rp 100.000-Rp 150.000 per hari. Artinya, dalam sebulan omzet
yang bisa diperoleh adalah sebesar Rp 3 juta–Rp 4,5 juta. Hal penting yang
harus dijaga dalam bisnis lahan parkir adalah keamanan. Untuk itu, pastikan
Anda memiliki sistem parkir berkarcis dengan petugas penjaga parkir yang
bertugas bergantian.
Lokasi strategis yang pas untuk bisnis lahan parkir ini adalah
disekitar lingkungan stasiun, perkantoran, terminal, dan mungkin sekitar
lembaga pendidikan tingkat menengah keatas (SMA/SMK/MA).
Contoh Kasus Penerapan bisnis lahan parkir rumahan adalah
sebagai berikut :
Omset Parkir Rumahan di
Sekitar Stasiun Depok Capai Rp 30 Juta/Bulan
3 Pemuda tampak duduk di atas
motor yang sedang parkir di halaman rumah. Dari depan jalan di bagian atap
rumah itu terlihat papan bertuliskan 'Penitipan Motor Ozi'.
Rupanya, para pemuda itu adalah
para pekerja yang bertugas sebagai juru parkir rumahan di sekitar Stasiun Depok
Lama. Adalah Yopi (48), bos 3 pemuda itu, pemilik usaha penitipan motor Ozi.
Pria asli Depok ini mengaku memulai usaha pada 10 tahun lalu. Awalnya hanya
puluhan motor yang bisa diitampung setiap harinya. Warga asli Depok ini
mengatakan tahun 1987 dia memiliki usaha dagang. "Cuma pendapatannya
enggak seberapa," tuturnya.
Pria bertumbuh tambun ini mengaku
ide awal mencoba usaha parkir rumahan karena dia melihat peluang banyak motor
yang diparkir di pinggir jalan. Motor-motor itu terlihat berantakan dan tidak
dijaga dengan baik, hingga akhirnya tercetus ide usaha ini.
"Orang kan nyarinya yang
enak, yang motornya nggak rusak, nggak kepanasan dan nggak kehujanan,"
ucap Yopi.Sebelumnya Yopi juga seorang juragan kontrakan, namun usaha kontrakan
dirasa kurang menguntungkan. Akhirnya dia memutuskan merobohkan kontrakan itu
dan mengubahnya menjadi lahan parkir.
"Lahan ini kan dulunya
kontrakan ada 30 pintu, sebulan cuma Rp 200 ribu sewanya. Terus 2005 saya
bongkar buat parkir," ucap Yopi.
Yopi yang memiliki lahan seluas
1000 meter ini mengaku bisa menampung sekitar 500 motor dalam sehari. Tarif
yang dikenakan juga relatif murah yakni Rp 3.000 sekali parkir.
Dalam satu hari bos dengan
delapan anak buah ini bisa meraup keuntungan Rp 1,5 juta. Dan sebulan omzetnya
bisa mencapai Rp 30 juta.
"Sehari 500 motor kali Rp
3.000 jadi Rp 1,5 juta, bersihnya Rp 1 jutalah sehari. Jadi sebulan Rp 30
juta," kata Yopi sumringah.Sekarang menurutnya banyak orang yang beralih
ke usaha parkir rumahan. Menurut Yopi di sekitaran stasiun saja ada 16 tempat
penitipan motor. Sebagian dari mereka merupakan asli warga Depok dan sebagian
warga pendatang.
"Saya asli sini jadi tanahnya luas. Ada juga yang pendatang terus
dia beli tanah dan dikelola," ucap Yopi.
Kini Yopi sudah memiliki 8 pegawai yang digaji dengan upah Rp 40 ribu
per hari. Kosan dan makan ditanggung oleh mantan juragan kontrakan ini.
Pelanggannya pun sudah ratusan.
"Pelanggan sudah ada yang
tahunan. Nanti saya mau bikin tingkat biar bisa muat 1.000 motor" ujarnya.
Jadi untuk kalian yang ingin
memulai usaha menjanjikan dengan modal cukup minimum dan lahan yang cukup luas ,
bisnis lahan parkir/penitipan motor mungkin bisa jadikan alternatif usaha yang
menjanjikan untuk kedepannya .
Sumber :