Kamis, 13 Juli 2017

Sumber Pertumbuhan Ekonomi (Analisa sisi Aggregate Demand dan Aggregate Supply )



BAB I
PENDAHULUAN


Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad belakang ini. Dalam periode tersebut dunia telah mengalami perubahan yang sangat nyata dibanding periode sebelumnya. Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia yang berlaku menimbulkan dua efek yang sangat berpengaruh yaitu, kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin meningkat, dan diciptakannya kesempatan kerja yang baru bagi penduduk baru yang terus mengalami peningkatan jumlahnya.  

Analisis mengenai pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu aspek penting dalam teori makroekonomi. Analisis itu pada dasarnya memperhatikan tentang kegiatan ekonomi negara dalam jangka panjang. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menentukan perrtumbuhan ekonomi dilihat dari segi analisis permintaan agregat (Aggregate Demand) dan penawaran agregat (Aggreate Supply).

Dalam analisis AD-AS istilah penawaran agregat mempunyai pengertian yang sedikit berbeda. Pertama, dalam analisis AD-AS penawaran agregat diartikan sebagai penawaran barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam suatu Negara. Berarti penawaran agregat sama dengan barang dan jasa yang ditawarkan (diproduksikan) perusahaan-perusahaan dalam perekonomian. Perbedaan lainnya, yang merupakan perbedaan yang lebih penting, bersumber dari ciri pokok konsep tersebut. Dalam analisis AD-AS ciri penawaran agregat dikaitkan dengan tingkat harga.

BAB II
PENJELASAN

A.   Pengertian Permintaan Agregat ( Aggregate Demand )

Permintaan Agregat (aggregate demand, AD) adalah Jumlah barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan di dalam perekonomian yang diminta pada berbagai tingkat harga. Permintaan agregat dapat ditampilkan dengan menggunakan Kurva atau tabel yang menunjukkan berbagai jenis barang & jasa yang dibeli secara kolektif pada tingkat harga tertentu.

Sedangkan kurva permintaan agregat (aggregate demand curve) adalah kurva yang menjelaskan hubungan antara jumlah output agregat yang diminta dengan tingkat harga ketika semua variabel lain dianggap konstan. ada dua cara yang digunakan untuk menurunkan kurva permintaaan agregat. Pendekatan yang pertama dan yang paling sederhana adalah penekatan teori jumlah uang dimena permintaan agregat ditentukan semata-mata oleh jumlah uang. Sementara pedekatan yang kedua didasarkan pada pengujian perilaku  bagian-bagian komponen permintaan agregat seperti konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah  dan ekspor bersih. Pendekatan ini juga mempertimbangkan peran jumlah uang dalam menentukan permintaan agregat, tetapi tidak secara langsung, melainkan dengan cara mempertimbangkn bagaimana perubahan jumlah uang mempengaruhi komponen-komponen permintaan agregat.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan agregat di dalam suatu perekonomian adalah:
a.       Pendapatan disposable (Yd) atau pengeluaran konsumsi (C)
b.       Tingkat bunga (i)
c.       Kepercayaan dunia bisnis (business confidence) atau investasi (I)
d.       Jumlah uang beredar riil (real money supply atau Ms/P)
e.       Pengeluaran pemerintah (G)
f.        Pajak (T)
g.       Pendapatan luar negeri (Yf)
h.       Harga luar negeri (Pf)
i.         Nilai tukar riil (exchange rate atau ER)

Kurva permintaan agregat tersebut memiliki kemiringan (slope) negatif yang menunjukan bahwa antara jumlah output yang diminta dengan tingkat harga hubungannya adalah negatif atau berkorelasi negatif.
Faktor-faktor yang menyebabkan Kurva permintaan agregat ber-slope negatif adalah:
1.        Efek Kekayaan
Biaya yang digunakan oleh produsen tergantung pada kekayaan yang dimiliki. Keduanya memiliki satu hubungan yang positif. (Kekayaan mengacu pada pemegangan uang, saham, obligasi, rumah serta asset fisik yang lain. Kekayaan yang dimiliki dipengaruhi oleh tingkat harga)
2.        Dampak Harga Bunga
Efek harga bunga ditujukan karena perubahan tingkat haraga mempengaruhi harga bunga. Efek ini mempengaruhi produksi & investasi
3.         Efek Pembelian Asing (Ekspor & Impor)
Jumlah ekspor & impor dalam suatu ekonomi tergantung pada harga Domestic & asing

B.     Pergerakan(Penurunan) Kurva Permintaan Agregat












Untuk menentukan permintaan agregat, selain dengan melihat bagaimana uang memengaruhi jumlah permintaan agregat, kita juga dapat menurunkan  kurva permintaan agregat dengan melihat 4 komponen, yaitu :

1.      Pengeluaran konsumen ( customer expenditure )
Yaitu jumlah permintaan akan barang dan jasa konsumen.

2.      Pengeluaran investasi yang direncanakan ( planned investment spending )
Yaitu jumlah pengeluaran yang direncanakan oleh perusahaan atas mesin pabrik, dan barang modal lain yang bar ditambah pengeluaran yang direncanakan atas  rumah baru.

3.      Pengeluaran pemerintah ( goverment spending )
Yaitu pengeluaran  oleh semua jajaran pemerintah atas barag dan jasa .

4.      Ekspor bersih (net export )
Yaitu pengeluaran luar negeri bersih atas barang dan jasa domestik, sama dengan ekspor dikurangi impor.

C.   Analisis Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Permintaan Agregat

Dalam hal ini kita akan menganalisis pengaruh perubahan-perubahan harga secara umum terhadap permintaan agregat dimana besarnya agregat disini ditunjukkan oeh besarnya pendapatan nasional (Y). Dengan demikian kurva permintaan agregat dapat digunakan untuk melihat hubungan antara tingkat harga dengan besarnya pendapatan nasional.

Adapun ciri-ciri dari kurva permintaan agregat adalah kurva menghadap ke bawah atau menghadap ke pusat sumbu, hal itu berarti bahwa seandainya hal-hal lainnya tetap sama, sebuah penurunan keseluruhan tingkat harga dalam perekonomian yang bersangkutan cenderung untuk meningkatkan kuantitas barang dan jasa yang diminta.

Ada tiga alasan mengapa suatu penurunan tingkat harga meningkatkan kuantitas barang dan jasa yang di minta:
(1) Konsumen merasa lebih kaya, yang mendorong mereka menaikkan permintaan untuk barang-barang konsumsi; (2) jatuhnya suku bunga, yang mendorong naiknya permintaan untuk barang-barang investasi; (3) Depresiasi nilai tukar yang selanjutnya mendorong naiknya permintaan ekspor neto, karena ketiga alasan itulah kurva permintaan agregat menghadap ke pusat sumbu. Secara khusus kurva permintaan agregat yang menghadap ke bawah mengasumsikan bahwa penawaran uang adalah tetap.

Dalam ekonomi konvensional, ada dua pendapat mengenai jalur perubahan harga terhadap perekonomian. Pendapat pertama di kemukaan oleh Keynes.

Menurut Keynes, apabila terjadi perubahan harga, maka jumlah uang beredar riil (m/p) akan berubah, akibat lebih lanjut adalah terjadi perubahan pada tingkat bunga (i), apabila tingkat bunga berubah maka investasi (I) juga berubah. Perubahan investasi akan mengakibatkan perubahan pendapatan nasional (Y). Mekanisme ini disebut efek Keynes atau juga sering disebut sebagai efek bunga-Investasi.

Dalam keadaan deflasi, yaitu dimana tingkat harga mengalami penurunan, nilai riil jumlah uang yang beredar akan mengalami peningkatan. Dengan jumlah uang yang nilai nominalnya sama dalam arti tidak berubah, menurunnya tingkat harga dengan lima puluh persen, misalnya mengakibatkan meningkatnya real money supply menjadi dua kali jumlah semula. Sebaliknya, sebagai akibat adanya inflasi dengan nominal money supply yang sama dihasilkan real money supply yang lebih sedikit dari pada sebelumnya.

Pendapat kedua dikemukakan oleh A.C. Pigou, menurutnya apabila terjadi perubahan harga dalam suatu perekonomian, maka masyarakat merasa besarnya saldo kas riil mereka berubah. Untuk mengembalikan keadaan kepada keadaan semula, mereka berusaha mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi (C) mereka. Perubahan tingkat konsumsi mengakibatkan  perubahan tingkat pendapatan nasional (Y).


D.   Penawaran Agregat (Aggregate Supply)















Penawaran Agregat (aggregate supply) adalah jumlah barang dan jasa akhir perekonomian, yang diminta pada berbagai tingkat harga yang berbeda.

Kurva penawaran agregat (AS) adalah suatu kurva yang menggambarkan pendapatan nasional (nilai barang dan jasa) yang akan di produksikan sector perusahaan pada berbagai tingkat harga. Kurva AS menerangkan tentang pendapatan nasional yang akan diwujudkan perusahaan-perusahaan pada berbagai tingkat harga.  Bentuk kurva penawaran agregat yaitu menaik dengan makin tingginya harga. Menurut model ini, tingkat harga dan kuantitas output bergerak sedemikian rupa sehingga menyesuaikan permintaan agregat dan penawaran agregat dan membawa keduanya pada kondisi ekuilibrium atau keseimbangan. 

Penawaran agregat di dalam suatu perekonomian dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut :
1.      Besarnya angkatan kerja
2.      Besarnya stok capital
3.      Keadaan atau tingkat teknologi
4.      Tingkat pengangguran alamiah
5.      Harga factor-faktor produksi

Dalam penawaran agregat penting untuk membedakan antara penawaran agregat jangka pendek dan jangka panjang. Penawaran agregat jangka pendek merupakan jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan pada berbagai tingkat harga.
Sedangkang penawaran agregat jangka panjang adalah lebih menunjuk kepada jumlah output riil yang ditawarkan ketika upah dan harga-harga telah di sesuaikan sedemikian rupa sehingga masing-masing perusahaan memproduksi output yang memaksimumkan keuntungan dan perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh.

Dalam ekonomi Islam, kurva penawaran agregat menggambarkan volume produk nasional yang akan diproduksi pada tingkat harga yang berbeda-beda. Oleh karena dalam ekonomi Islam tidak ada monopoli dalam setiap pasar,maka uang atau upah nominal yang harus dibayarkan kepada pekrja adalah benar-benar sempurna fleksibel dapat bergerak ke atas dan kebawah. Fungsi produksi agregat dapat dinyatakan sebagai berikut :
Y = Y (N)

Dalam ekonomi konvensional Setiap kenaikan permintaan agregat untuk barang dan jasa menunjukkan kenaikan penerimaan perusahaan-perusahaan yang hasilnya dibeli oleh masyarakat. Perubahan permintaan agregat akan mengakibatkan perusahaan-perusahaan bereaksi, sehingga akan terjadi perubahan penggunaan factor-faktor produksi, perubahan tingkat harga dan sebagainya, untuk selanjutnya perusahaan-perusahaan lain pemasok input bagi perusahaan-perusahaan yang mengalami perubahan permintaan akan memberikan reaksi dengan menyesuaikan permintaan akan input maupun factor-faktor produksi lainnya.

Dalam kurva penawaran agregat jangka panjang, kurva berbentuk vertical karena dalam jangka panjang, penawaran barang dan jasa dari suatu perekonomian tergantung pada penawaran modal dan tenaga kerja dan teknologi produksi yang tersedia yang digunakan untuk mengubah modal dan tenaga kerja itu menjadi barang dan jasa. Karena tingkat harga tidak mempengaruhi penentu-penentu jangka panjang dari produk domestic bruto riil.
Dan kurva penawaran agregat jangka panjang dapat bergeser, dikarenakan tingkat pengangguran alamiah yang berubah, tingkat output alamiah dari perekonomian yang bersangkutan juga berubah.

Sebagai contoh, jika Kongres Amerika Serikat akan menaikkan upah minimum, tingkat pengangguran alamiahakan meningkat dan perekonomia yang bersangkutan akan memproduksi kuantitas barang dan jasa yang lebih sedikit.akibatnya, kurva penawaran agregat jangka panjang akan bergeser ke sebelah kiri. Kebalikannya, jika ada reformasi system asuransi pengangguran yang ditujukan untuk mendorong para pekerja yang sedang menganggur untuk mencari pekerjaan baru, tingkat alami pengangguran akan jatuh dan kurva penawaran agregat akan bergeser ke kanan. Kurva penawaran agregat juga dapat melengkung ke atas pada jangka pendek. Perbedaan mendasar antara kondisi jangka panjang dengan jangka pendek adalah perilaku dari penawaran agregat 

Berikut Kurva Penawaran Jangka Panjang












Keterangan : Jumlah output yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu merupakan tingkat ouput alamiah (natural ratelevel of output) dalam jangka panjang, sehingga kurva penawaran agregat jangka panjang LRAS meupakan garis vertikal pada Yn.

Sedangkan,Pergeseran Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek yaitu :
Jika biaya produksi suatu outpu meningkat, keuntungan atas suatu unit output menurun, dan jumlah output yang ditawarkan pada setiap tingkat harga menurun. 
Kesimpulan : Kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri ketika biaya produksi meningkat dan ke kanan ketika biaya menurun.

Faktor-faktor yang menyebabkan kurva penawaran jangka pendek bergeser adalah factor yang mempengaruhi biaya produksi ;
1)      Tingkat kekakuan pasar tenaga kerja, 
2)      Perkiraan inflasi, 
3)      Upaya pekerja untuk mendorong upah riil mereka, dan 
4)      Perubahan biaya produksi yang tidak berkaitan dengan upah (seperti  biaya energi). 

Tiga faktor pertama menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek dengan mempengaruhi biaya upah, faktor keempat mempengaruhi biaya-biaya produksi lain.

1.      Tingkat kekakuan pasar tenaga kerja.
Kekakuan upah riil mengurangi tingkat penemuan pekerjaan dan mempertinggi pengangguran.Jika perekonomian sedang mengalami kenaikan dan pasar tenaga kerja bersifat kaku (Y >Yn ),pemberi kerja mungkin mempunyai kesulitan untuk mempekerjakan tenaga kerja yang memenuhi mutu dan bahkan mungkin mempunyai kesulitan untuk memelihara tenaga kerjanya sekarang. Karena permintaan akan tenaga kerja sekarang melebihi penawaran di pasar tenaga kerja, maka pemberi kerja (perusahaan) akan menaikkakn upah untuk menarik pekerja yang dibutuhkan dan biaya produksi akan meningkat. Biaya produksi yang semakin tinggi akan mengurangi keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga, dan kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri.

Sebaliknya, jika perekonomian mengalami penurunan dan pasar tenaga kerja longgar (Y< Yn), maka dalam pasar tenaga kerja yang longgar dimana jumlah tenaga kerja yang diminta lebih kecil daripada jumlah yang ditawarkan , maka upah dan biaya produksi akan menurun, jadi keuntungan per unit output akan meningkat dan kurva penawaran agregat jangka pendek akan bergeser ke kanan.

Kurva Penawaran Jangka Pendek



2.      Perkiraan Tingkat Harga
Kenaikan perkiraan tingkat harga mengakibatkan upah lebih tinggi, yang selanjutnya menaikkan biaya produksi, menurunkan keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga, dan menggeser kurva penawaran ke kiri.
Maka, kenaikan perkiraan tingkat harga menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kiri, semakin besar perkiraan kenaikan tingkat harga (yaitu, semakin tinggi perkiraan inflasi), maka semakin besar pergeserannya.

3.      Dorongan Upah
Misalkan bahwa para pekerja memutuskan untuk mogok kerja untuk mendapatkan upah riil yang lebih tinngi dan mereka berhasil mendapatkan upah riil yng lebih tinggi. Maka dorongan upah oleh para pekerja akan menyebabkan kurva penawaran agregat bergeser ke kiri.

4.      Perubahan Biaya Produksi yang Tidak Berhubungan dengan Upah.
Perubahan teknologi dan penawaran bahan-bahan mentah disebut guncangan penawaran (supply shocks) juga dapat menggeser kurva penawaran agregat. Guncangan penawaran  negatif, seperti pengurangan ketersedian bahan mentah, yang harganya meningkat, akan meningkatkan biaya produksi dan menggeser kurva penawaran agregat ke kiri dan sebaliknya.
Perkembangan teknologi baru akan menurunkan biaya produksi, dengan menaikkan produktivitas pekerja hal ini juga dapat disebut dengan guncangan penawaran positif, yang dapat menggeser kurva penawaran agregat ke kanan.

PENYEBAB PERUBAHAN KESEIMBANGAN

1)      Perubahan keseimbangan yang disebabkan oleh guncangan permintaan agregat.

Pada Kurva menunjukkan dampak pergeseran ke kanan dalam kurva permitaan agregat karena adanya guncangan permintaan positif : kenaikan jumlah uang beredar (M ), kenaikanengeluran pemerintah (G), dan kenaikan ekspor bersih (NX), penurunan pajak (T ), atau kenaikan keinginan konsumen dan perusahaan untuk brbelanja karena mereka lebih optimis (C  , I  ).

kurva tersebut menunjukkan perekonomian pada awalnya berada pada keseimbangan jangka panjang di titik 1, dimana kurva permintaan agregat awal AD1 berpotongan degan kurva penawaran jangka pendek AS1, perekonomian bergerak ke titik 1 dan output maupun harga meningkat. Tetapi perekonomian tidak akan tetap berada pada titik 1 dala jangka panjang, karena output pada Y1 berada ada tingkat alamiah. Upah akan meningkat, menaikkan biaya produksi pada semula tingkat harga, dan kurva penaaran agregat jangka pendek akan bergeser ke kiri ke AS2, dimana perekonomia akan tetap berada. Dengan demikian, perekonomian (keseimbangan) menggeser kurva permintaan jangka panjang (LRAS) pada Yn.

Meskipun dampak awal jangka pendek dari pergeseran ke kanan kurva permintaan agregat adalah kenaikan tingkat harga da utput, dampak akhir jangka panjang hanya berupa kenaikan tingkat harga.Pergeseran kurva permintaan agregat dari ke , menggerakkan perekonomian dari titik 1 ke titik 1'. Karena  >Yn, kurva penawaran agregat jangka pendek mulai bergeser ke kiri, secara perlahan mencapai , dimana output kembali ke Yn dan tingkat harga meningkat menjadi .



2)      Perubahan Keseimbangan yang Disebabkan oleh Guncangan Penawaran Agregat

Seandainya perekonomian pada awalnya berada pada tingkat output alamiah pada titik 1 ketika kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser dari  ke  pada kurva  karena guncangan penawaran negatif (kenaikan harga energi yang tajam, misalnya). Perekonomian akan bergerak dari titik 1 ke titik 2, dimana tingkt harga meningkat tetapi output agregat menurun. Keadaan dari harg ayang menngkt, tetapi utput agregat menurun, sebagaimana digambarkan pada figur 7 disebut sebagai stagflasi.
Meskipun pergeseran ke kiri dalam kurva penawaran agregat jangka pendek pada awalnya menaikkan tingkat harga dan menurunkan output, dampak akhir adalah bahwa tingkat harga dan output tidak berubah.

Kurva Respons Output dan Tingkat Harga terhadap Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek



BAB III
PENUTUP

Keseimbangan pendapatan nasional (yang dalam analisis AD-AS dinamakan juga sebagai keseimbangan makroekonomi ), dicapai apabila kurva AD berpotongan dengan kurva AS. Keseimbangan ini akan menentukan tingkat harga yang berlaku dalam perekonomian dan pendapatan nasional riil yang akan diwujudkan. Perpotongan kurva AD-AS akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Secara analisis, perubahan tersebut disebabkan oleh tiga faktor, yaitu: perubahan AD saja, perubahan AS saja, dan perubahan serentak atau secara beruntun dalam AD dan AS .

Perubahan-perubahan dalam komponen pengeluaran agregat yaitu C,I,G,X, dan M akan menggeser kurva AD. Kurva AD akan bergeser ke kanan apabila C,I,G, dan X bertambah, dan akan bergeser ke kiri apabila M bertambah, dan kenaikan terhadap S & T.

Kurva AS akan bergeser ke kiri (atau ke atas) apabila:
  •                  Harga bahan mentah yang diimpor meningkat
  •                  Nilai mata uang domestik merosot
  •                  Pajak impor dan pajak lain bertambah
  •                  Upah kerja & biaya lainnya seperti listrik meningkat


Sebaliknya kurva AS dapat bergeser ke kanan apabila : kemajuan teknologi berlaku, pajak pemerintah diturunkan, infrastruktur bertambah baik, dan administrasi pemerintah lebih efisien dan menggalakan kegiatan swasta.


Sumber:



New Product - My Pro D-1310